Bila kita mempunyai dua bilangan, kita dapat melakukan operasi penjumlahan dan operasi perkalian pada kedua bilangan tersebut, dan sebagai hasilnya kita peroleh suatu bilangan baru.
Bila kita mempunyai dua fungsi dari R ke R, kita juga dapat melakukan operasi penjumlahan dan operasi perkalian pada kedua fungsi tersebut, dan sebagai hasilnya kita peroleh suatu fungsi baru. Sebagai contoh, jika dan
maka kita peroleh
dan
Nah, selain operasi aljabar, terdapat pula operasi komposisi dua fungsi: jika dan
maka komposisinya adalah
Operasi penjumlahan, perkalian, dan komposisi di antara dua fungsi telah Anda kenal sejak di SMA. Di perguruan tinggi, bila Anda beruntung, Anda akan berkenalan dengan operasi konvolusi di antara dua fungsi. Jika f dan g adalah dua fungsi yang terdefinisi pada R, maka konvolusi dari f dan g, dilambangkan dengan didefinisikan oleh
asalkan integral ini konvergen.
Perhatikan jika (yakni, f terintegralkan pada R) dan g terbatas (yakni, terdapat
sedemikian sehingga
untuk setiap
), maka
untuk setiap Selanjutnya, jika
maka menurut ketaksamaan Cauchy-Schwarz
untuk setiap Jadi,
terdefinisi dengan baik untuk setiap
setidaknya untuk beberapa kasus di atas.
Nah, lebih jauh, jika f dan g dua-duanya teringegralkan pada R, maka juga terintegralkan pada R, dengan
Di sini, urutan pengintegralan dapat ditukar karena fungsi terintegralkan mutlak pada
Ketaksamaan di atas merupakan kasus khusus dari ketaksamaan Young, yang berbunyi sebagai berikut: Jika dan
dan
dengan
maka
dengan
Ketaksamaan ini dapat dibuktikan dengan menggunakan ketaksamaan Hölder di ruang Lebesgue.
*
Bandung, 08-09-2018
Prof, kalau boleh saya bertanya: interpretasi dari konvolusi atas dua fungsi bagaimana ya? Kemudian, operasi ini adalah pendekatan natural dari fenomena apa?
Terima kasih
LikeLike
Interpretasinya kira-kira begini: salah satu di antara kedua fungsi tsb (misal f) dapat dianggap sebagai konvolutor. Nah, sekarang bayangkan f = fungsi karakteristik interval satuan (yang bernilai 1 pada interval [-1/2,1/2] dan bernilai 0 di luar interval tsb). Maka,
, yaitu nilai rata-rata g pada interval [x-1/2,x+1/2]. Jadi f akan membuat g menjadi lebih mulus. Dalam teori persamaan diferensial parsial, misal persamaan panas, solusinya seringkali merupakan konvolusi dari suatu fungsi kernel dengan fungsi kondisi awal. Begitu kira-kira tambahan informasinya. Salam, HG
LikeLiked by 1 person