Hari-hari ini kita terpapar data kasus Covid-19, khususnya data kasus di Indonesia. Di satu sisi, datanya cukup menenangkan dibandingkan dengan data di sejumlah negara lain. Di sini lain, data kita agak membingungkan: kasus baru dari hari ke hari naik dan turun seolah tidak ada polanya.
OK, saya tidak akan membahas kesahihan data Covid-19 Indonesia (karena tampaknya hanya Tuhan yang tahu data sesungguhnya). Dalam artikel singkat ini, saya akan memperkenalkan metode perataan yang bisa membuat data lebih ‘bagus’ (tidak naik dan turun tidak keruan). Sebagai contoh, misalkan kita mempunyai data berikut:

Perhatikan bahwa datanya naik dan turun dari hari ke hari (kecuali tiga hari terakhir). Namun, bila kita hitung nilai rata-rata per tiga hari (sebagai contoh, ), maka kita peroleh

O ya, di sini nilai H1 baru sama dengan dan nilai H8 baru sama dengan
Bila kita plot data orisinal dan data hasil perataannya, kita peroleh grafik berikut:

Tampak bahwa data hasil perataan lebih ‘mulus’ daripada data orisinal. Ini merupakan efek perataan yang kita peroleh secara umum. (Tentu saja, bila data semula sangat ‘liar’, hasil perataannya mungkin masih agak ‘liar’ juga. Bila itu terjadi, proses perataan mungkin perlu dilakukan beberapa kali.)
*
Bandung, 02-05-2020